Bunyi mesin tato berdesing dari dalam studio tato Eternity Jogja. Tampak sang pasien mengernyitkan dahi menahan sakit sedangkan sang tato artis dengan penuh konsentrasi dan kesabaran menggambar di atas kulit orang bak kanvas lukisan. Tidak lama kemudian, jadilah sebuah lukisan tubuh nan menawan. Sang pasien menyungging senyum dan pulang dengan penuh kepuasan. Di ruang tunggu masih ada pasien lain yang menunggu untuk “disakiti”.
Begitulah keseharian Sapto Raharjo atau yang akrab dipanggil dengan nama Athonk. Berawal dari sebuah studio mini di kawasan sosrowijayan malioboro, kini Athonk bersama satu rekannya telah membuka studio tato besar di kawasan gejayan
Apakah anda idealis?
Tidak…dalam berkarya saya bukan termasuk idealis. Saya bahkan merasa belum pantas disebut seniman. Saya terbuka dengan berbagai pandangan tentang seni, saya rasa itulah yang membuat usaha tato saya tidak terhenti ketika toko tato yang lain pada bagkrut. Karena saya berusaha menyesuaikan dengan taste pelanggan, tidak dengan idealisme saya pribadi.
Goresan tato Anda begitu tegas, sepertinya mencerminkan karakter Anda?
Haha….tepat sekali! Saya memang tegas dalam segala hal, banyak orang bilang kalo goresan tato saya tegas. Setelah saya lihat-lihat…..hmmm betul juga ya. Ketika ada orang yang dating pada saya untuk ditato, saya ingin memberikan kepuasan yang maksimal salah satunya dengan outline gambar yang tegas dan jelas.
Kepuasan berbanding lurus dengan pundit-pundi uang tentunya?
Absolutely….itu salah satu yang melatarbelakangi saya membuka usaha tato. Saya ingin mendapat uang cash tiap harinya.
Di tengah persaingan usaha tato yang sangat ketat, saya appreciate dengan Anda karena bisa bertahan 9 tahun lamanya, bagaimana caranya?
Modal utama adalah komunikasi. Kamu anak komunikasi pasti pernah dapat mata kuliah tentang public relation. Nah, saya sedang mencoba untuk menjalankan tugas PR baik secara eksternal maupun internal.
Yang internal?
Pada dasaranya, sederhana saja. Saya sebagai owner Eternity Tattoo Parlor Jogja sebisa mungkin menjalin hubungan baik dengan pihak management. Supaya jika ada kendala-kendala dapat dibicarakan bersama dan dicari solusinya. Intinya, supaya tidak terjadi miss understanding.
Yang eksternal?
Tentunya menjaga hubungan baik dengan pelanggan, saya berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Mereka mempunyai hak untuk komplain bila kurang puas dan kami melayaninya.
Tapi kesuksesan Eternity tampaknya tidak lepas dari lingkungan Anda di Sosrowijayan Malioboro?
Ya….bisa dibilang demikian. Saya tumbuh dan berkembang di
Menurut Anda pertumbuhan seniman di malioboro saat sekarang bagaimana?
Memprihatinkan melihat pertumbuhan seniman di malioboro yang dari tahun ke tahun semakin merosot. Tampaknya nuasannya malioboro telah berubah. Lihat saja sekarang yang ada hanya pedagang-pedagang dan kotoran kuda tentunya. (Sambil tersenyum). Seniman-seniman besar yang dulu tumbuh dan besar di Malioboro tampaknya tidak mengalami regenerasi.
Harapan anda?
Saya sebagai salah satu orang yang mencintai seni dan tumbuh di lingkungan malioboro mengharapkan agar greget berkesenian dapat ditingkatkan dan dikembangkan. Majukan budaya dan seni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar