Minggu, 10 Januari 2010

Geliat Muda Berbisnis Online (berita utama + pendukung)


Banon (Kedua dari kiri) owner "Bangun Griya"bersama
ketiga orang rekannya, sedang berpose di depan
proyek design gua Natal di Gereja Pringwulung, YK


Roro,pemilik Roro Dinar Kususmastuti Shop
Di sela wawancara dengan Floopynews, Solo
Grand Mall (8/1/10)







MENDULANG UANG DARI BERBISNIS ONLINE (Berita Utama)


Floopynews.com – Jogja yang identik dengan kota pelajar kini berubah haluan menjadi jogja kota online shop. Pada era tahun 90an usaha distro (distribution outlet) paling banyak diminati anak-anak muda khususnya mahasiswa. Satu tahun belakangan ini, cara berbisnis anak muda mulai berubah haluan. Dari real shop menjadi online shop. Puluhan bahkan ratusan online shop makin bermunculan di situs jejaring sosial Facebook.


Pada umumnya cara belanja yang normal adalah dengan pergi ke toko, membayar di kasir, baru bisa menenteng barang belanjaan. Terbayang juga, kan, betapa repot jika kita belanja dengan cara konvensional. Peluang inilah yang ditangkap oleh segelintir anak muda Jogja (yang kebetulan msih mengenyam bangku pendidikan di perguruan tinggi) sehingga mereka berinisiatif membuka bisnis online melalui facebook.


“Pasar lebih luas dan belanjanya lebih praktis ketimbang jualan dengan cara biasa, “ kata Roro, mahasiswi UPN “V” Jogja sekaligus owner Roro Dinarkusumastuti shop.


Memulai usaha sejak 10 bulan yang lalu, usaha yang dirintis Roro membidik kaum muda yang menurutnya menyimpan potensi lebih besar. Berawal dari coba-coba berjualan baju bekas layak pakai, permainan edukasi dari Denmark, hingga kini menjadi retailer rambut sambungan dari perusahaan rambut terbesar di Indonesia.


“Saya yakin usaha rambut akan terus berjalan, karena anak muda sekarang suka sekali mengikuti tren gaya rambut. Sekarang lagi musim rambut pendek, tetapi banyak diantara mereka yang menyesal ketika rambutnya dipotong. Larinya ya ke rambut sambungan”, paparnya.

















Produk rambut pasangan yang dijual Roro di toko online nya



Omzet yang diperolehnya terbilang cukup besar untuk bisnis sampingan. Dalam satu bulan omzet penjualan Roro bisa mencapai 5 juta Rupiah. Uang yang diperoleh dari bisnis online tersebut digunakan untuk membeli baju dan hang-out. Menurutnya, jika berhura-hura dari uang pemberian orang tua maka akan ada perasaan bersalah dalam hati namun lain halnya jika uang itu didapat dari hasil jerih payah pribadi.


“Uang sakuku terbatas, sedangkan kegemaranku berbelanja baju tidak terbendung. Akhirnya aku memutar otak bagaimana caranya untuk memperoleh penghasilan tambahan tanpa mengganggu jadwal kuliah. Akhirnya kutemukan formula yang tepat yakni dengan berbisnis online melalui facebook, cukup dengan online 1-3 jam


sehari, meng-add teman sebanyak-banyaknya, dan mengcopy link promosi ke account FB mereka. Dapet duit deh”, ujar Roro.


Sama halnya dengan Yustina Banon, salah satu owner online shop “Bangun Griya”. Disaat mahasiswa seusianya sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas kuliah, namun Yustina Banon sudah sibuk mengurusi proyek rancang griya yang bernilai puluhan juta rupiah melalui situs jejaring sosial facebook.


Awalnya Banon (begitu panggilan akrabnya) yang berkuliah di jurusan arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2006 tersebut memang tidak menyangka bisa menjadi pengusaha online. Namun Banon mempunyai keyakinan yang kuat, yaitu ia harus selangkah lebih maju dari teman-temannya.


Bermodalkan fasilitas internet yang diberikan oleh orang tuanya dan keahliannya mendesign bangunan, Banon mulai mempromosikan design-design bangunannya melalui online shop yang dia dirikan bersama ketiga rekannya. Bisnisnya makin berkembang sejak dia dipercaya oleh investor dari Jakarta untuk terlibat dalam pembangunan salah satu rumah sakit internasional di Jogja.


“Kunci berjualan online adalah make your product different biar bisa eksis terus, “ ujarnya.


Dibalik enaknya mendulang laba dari berbisnis online, pengalaman pahit pun telah pernah mereka alami. Mulai dari ditipu buyers hingga difitnah menipu sampai-sampaii dilaporkan ke pihak berwajib pernah mereka alami. Menurut mereka, kejadian salah paham dengan konsumen kadangkala terjadi karena transaksi yang dilakukan tidak bersifat tatap muka langsung melainkan hanya melalui dunia maya. Jadi kesalahpahaman rentan terjadi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, mereka selalu tracking (melacak) data buyers maupun calon buyers dan bergabung dengan komunitas online shop Indonesia.


“Komunitas online shop adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dalam suatu wadah. Di sana kami dapat berdiskusi, bertukar pendapat, sekaligus berpromosi. Sehingga jika ada masalah dapat segera diselesaikan di forum diskusi K.O.S,” ujar Roro.


Hal senada juga diungkapkan oleh pendiri K.O.S sendiri yakni Numma bahwa owner maupun konsumen online shop biasanya memiliki kemampuan untuk membagi pengalaman yang diperoleh kepada owner atau konsumen lain secara jujur. Untuk itulah didirikan K.O.S, supaya mereka bisa berbagi cerita tentang online shop, berpromosi, mencari berbagai barang kebutuhan, bahkan sekedar mencari teman.


Dari jumlah keanggotaan K.O.S sebanyak 16.925 anggota yang kebanyakan mahasiswa, menunjukkan bahwa geliat anak muda berbisnis online telah menjadi life style atau gaya hidup di kalangan anak muda. Ada kebanggaan tersendiri bagi kaum muda, ketika bisa mendulang laba dari berbisnis online.


Roro dan Banon adalah potret dari segelintir mahasiswa Jogja yang “grengseng” atau semangatnya dalam berwirausaha patut mendapat acungan jempol. Terlepas dari semuanya, mereka berharap usahanya bisa terus berkembang secara sehat. Dengan begitu, katanya, mereka dapat memberi arti pada dunia bisnis online. (Bertha / 153070301)



K.O.S Mengembangkan Geliat Muda Berbisnis Online (Berita Pendukung)


Gathering Anggota K.O.S Regional Jakarta di Senayan City,

12/12/09 membahas perkembangan bisnis online anak muda.

Foto : Numma (owner K.O.S)


YOGYAKARTA, Floopynews.com- Termasuk salah satu organisasi dalam masyarakat, Komunitas Online Shop (K.O.S) mencoba memposisikan dirinya sebagai jembatan antara penjual dan konsumen online shop di seluruh Indonesia. Hal ini diungkapkan dalam wawancara via telpon dengan Numz Numma, pendiri K.O.S. (8/1/10).


“Kami ingin industri online shop anak muda selangkah lebih maju dan konsumen juga puas dengan setiap rupiah yang sudah dikeluarkan. Jadi kami bertindak sebagai fasilitator agar kedua sisi dapat berkembang bersamaan”, ujar Numma.


Pemilik K.O.S tersebut melanjutkan, baik owner maupun konsumen online shop biasanya memiliki kemampuan untuk membagi pengalaman yang diperoleh kepada owner atau konsumen lain secara jujur. Untuk itulah didirikan K.O.S, supaya mereka bisa berbagi cerita tentang online shop, berpromosi, mencari berbagai barang kebutuhan, bahkan sekedar mencari teman.


K.O.S dicetuskan oleh Numz Numma, seorang owner sekaligus buyer online shop yang masih mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Dia merekrut 3 owner online shop lainnya sebagai pengurus yaitu Talitha (Kawaii Chix), Vita (Peapeach For Wear), dan Hanny (Pandora Shope). K.O.S berkembang menjadi organisasi yang serius sejak diadakannya gathering pertama K.O.S regional Jakarta pada Oktober 2009. Hingga saat ini K.O.S telah beranggotakan 16.925 anggota. Kebanyakan anggota K.O.S adalah pemilik atau konsumen online shop yang berprofesi sebagai Mahasiswa, yang kedua adalah ibu-ibu rumah tangga, dan terakhir adalah pelajar SMP/SMU.


Citra, freelancer marketing House of Cawaii, Salah satu perusahaan kecantikan rambut terkemuka mengatakan, keberadaan bisnis online lewat facebook satu tahun belakangan ini menjadi fenomena yang menarik. Belanja online lewat facebook menjadi alternatif terbaik dari cara belanja yang konvensional. Pendapatan dari belanja online pun mampu mendongkrak penjualan. Kebanyakan pelaku bisnis online melalui jejaring sosial seperti facebook adalah para mahasiswa. Motif di balik itu semua adalah keinginan untuk mencari penghasilan tambahan tanpa menyita waktu. Agar ada pengawasan dalam bisnis online shop tersebut diperlukan suatu wadah yang menampung aspirasi dari kedua belah pihak, baik dari si penjual maupun si pembeli. Salah satunya melalui K.O.S.


“Saya melihat bahwa belanja online mampu untuk meningkatkan penjualan barang dan gairah jiwa kewirausahaan di dalam diri kaum muda terutama mahasiswa, berbeda dengan belanja real yang sudah dikuasai oleh sector pengusaha besar. Namun yang perlu diperhatikan adalah perlu adanya fasilitator dalam hal ini”, jelas Citra.


Safety Shopping


Selain itu, anggota K.O.S juga berencana terus berkampanye mengenai pentingnya keamanan berbelanja melalui online shop. Besarnya jumlah korban penipuan yang dilakukan oleh online shop yang tidak bertanggung jawab menjadi salah satu pemicu gerakan tersebut.


Yustina Banon, seorang mahasiswa jurusan arsitektur perguruan tinggi swasta di Yogya yang juga salah satu anggota K.O.S menambahkan “Korban penipuan belanja online saat ini terus meningkat. Untuk itu kita perlu menyadarkan orang bagaimana pentingnya keamanan berbelanja melalui online shop selain itu melalui K.OS kita dapat mem-blacklist Online Shop Penipu!! dan mendata Online Shop yang terpercaya tenyu saja harus didukung bukti-bukti yang memadai. Hal ini untuk mengurangi kasus penipuan yang berkedok online shop, “paparnya.


Dalam kesempatan yang sama, tercetus ide meningkatkan safety shopping yang harus diikuti seluruh anggota K.O.S Indonesia. “Peraturan scan KTP bagi owner kepada buyers untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen misalnya, salah satu topik sederhana. Dari topic tersebut, kemudian seluruh anggota K.O.S membahasnya dari berbagai sudut, sehingga tercipta kesadaran sosial dari masyarakat. Kalau hanya berjuang sendirian, akan sulit mengkampanyekan Safety Shopping, “Jelas Talitha pengurus sekaligus pemilik Kawaii Chix Online Shop, menanggapi masalah safety shopping (Bertha / 153070301).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar