Minggu, 25 Oktober 2009

feature :Dirty Duo Pendatang Baru di Blantika Music Electro Jogja

Let’s the DJ move control…Let’s the DJ move control…DJ is a God on the dancefloor” by Pink. DJ ibarat Tuhan di lantai dansa. Tuhan menciptakan atmosfer kehidupan begitu juga DJ yang dapat menciptakan atmosfer tersendiri di lantai dansa. Tanpa Tuhan…kehidupan tak akan ada, tanpa DJ…atmosfer lantai dansa begitu hampa


Begitulah kira-kira penggambaran yang pas dari penggalan lirik lagu “God is a DJ” yang dilantunkan oleh Pink. Atmosfer Euforia lantai dansa Hugo’s Cafe Jogja tercipta berkat tangan-tangan lentik nan lihai memainkan turntable dan midi controller.
Ditemui di gerai foodcourt Tamansari Ambarukmo Plaza, DJ Vanessa a.k.a Vani (Panggilan akrabnya) mengenakan dress dengan warna colourfull. Penampilannya begitu segar sore hari itu ditambah lagi dengan parasnya yang cantik dan seksi. Tidak perlu banyak basa-basi, FLOPPYNEWS sudah langsung akrab dengan Vani karena dia sangat ramah dan supel. Sambil menyantap Coto Makassar ala Tamansari, Vani dengan sabar dan telaten melayani
berondongan pertanyaan dari FLOPPYNEWS.

Anda telah mengeluarkan album kompilasi DJ, Bagaimana perasaan Anda?So excited! Saya dari bukan siapa-siapa menjadi “seseorang”. Yah…lebih tepatnya seorang gadis yang produktif. Rasanya seperti bermetamorfosa dari kepompong menjadi kupu-kupu. Saya tidak cepat puas dan tidak akan berhenti sampai disini. Pastinya saya akan terus berkarya di bidang musik.


Well, ada rasa “pump it the beat” layaknya DJ Armin Van Buren ketika saya mendengarkan lagu-lagu di Album Anda?

Well, haha (DJ Vanessa tertawa lepas) anda tepat sekali!!! He is my inspiration on my life. Kiblat bermusik saya salah satunya dipengaruhi oleh musisi sekelas Aemin Van Buren. Selain itu juga Sunlonger, Borish Rush, Fragma, Tocca’s Miracle, dan tentunya Electric Barbella’s.

So..Anda lebih ke progressive Beat?Yeah…saya tidak terlalu interest dengan drum n bass, tribal, atau pop. I like progressive !!

Bagaimana proses metamorfosa Anda dari kepompong menjadi kupu-kupu indah di lantai dansa?(Sambil tersenyum) Tentunya melalui proses panjang. Tidak instant, saya menjalaninya hampir dalam kurun waktu 5 tahun. Awalnya SMP, saya coba-coba “nakal” menjajal dan berpetualang dari satu club malam ke club malam yang lain. Yah..namanya anak SMP lagi senang-senangnya mencoba hal baru. Menginjak SMA, saya berada di suatu titik jenuh. Jenuh akan keadaan. Saya mulai merefleksikan pikiran dan batin. Sehingga timbul pemikiran “Arghh saya bosan hanya menjadi sekedar penikmat pesta pora tengah malam, Saya ingin sesuatu yang berbeda”. Saya pun merambah ke dunia dancer dan tergabung dalam Tinkerbell Dancer.

Anda sepertinya begitu menikmatinya?Tentu saja. Saya jadi tahu betul suka dukanya menjadi sexy dancer dan saya menjadi tahu betul seluk beluk dancer di dunia malam. Saya tidak munafik, tapi saya mencoba untuk berjalan pada koridor yang benar.

Lalu bagaimana akhirnya Anda memutuskan menjadi seorang DJ seperti sekarang?Lagi-lagi itu proses. Kita harus menghargai proses. Itu bermula saat saya ngedance di Hugo’s Pekanbaru, tahu-tahu saya ditawari untuk menjadi DJ oleh general manager Hugo’s Jogja…Pak Budi.

Apa Anda khawatir ketika menerima tawaran itu?Well Yeah! Dan saya ketakutan setengah mati karenanya. Swear, seumur-umur saya belum pernah pegang turntable apalagi memainkannya. Tapi saya dibuat berpikir tentang (berhenti sejenak)…stereotipe buruk tentang DJ cewek.

Stereotipe buruk DJ cewek, maksud Anda?Oh man, DJ Cewek dianggap sekedar jual body doank tapi kemampuan musikalitasnya buruk dan satu lagi….yang paling saya benci. Masyarakat masih beranggapan kalo DJ cewek bisa dibayar untuk kencan. I Hated it!!! Saya ingin membuktikan kalo itu semua tidak benar.

Well, Anda sepertinya sudah berhasil memupuskan anggapan buruk itu?Ya..perlahan tapi pasti saya bisa membuktikan kalo kemampuan musikalitas DJ cewek tidak kalah dengan DJ Cowok.

Buktinya, dengan Anda mengeluarkan Album bukan?Well, Yeahh, haha. “Sekalian promosi nich”, celetuk Vani. Saya dan partner saya tepatnya.

Jadi Anda tidak sendiri?
Of Course, saya nge-DJ bareng sahabat karib saya. Dia juga kuliah di UPN “V” Jogja tapi jurusan HI. Kita tergabung dalam Dirty Duo.

Pernah manggung di mana saja dengan Dirty Duo?Banyak, di Hugo’s Cafe Jogja, Makassar, Pekanbaru, Surabaya, dll

Pengalaman manggung yang paling berkesan menurut Anda?Ketika manggung di acara New Year Eve Party di sebuah pantai di NTT, Saya ditawar 102 juta oleh om-om untuk kencan semalam.

Anda terima?
Tentu saja….TIDAK!!!!


Anda tidak khawatir bernasib sama seperti “Electric Barbellas”?

So far…NO! Hidup itu bagai rantai dengan gir. Suatu saat akan terputus dan terpisah. Well, jika pada akhirnya Dirty Duo bubar bukan karena perbedaan idealis genre musik kami. Karena bagi kami perbedaan itu indah dan dapat dipersatukan.

Bagaimana Anda membagi waktu antara kuliah dengan nge-DJ?
Keep it simple..itu kuncinya. Awalnya, kuliah semester 1 hancur! Semester 1 saya sering bolos dan ujung-ujungnya karena birokrasi kampus yang “otoriter” saya tidak diijinkan mengikuti ujian. Alhasil, nilai saya banyak yang blong. Tetapi sekarang saya sudah bisa mengatasinya.

Termasuk mengatasi masalah keuangan?
Hahahaha…of course. Uang hasil jerih payah saya nge-DJ saya pakai buat bayar kuliah selain sewa kost dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. So, selain jadi mahasiswa yang tugasnya menuntut ilmu saya bekerja mencari sesuap nasi.

Berarti Anda sudah mandiri secara finansial?
Haha…belum juga. Kadang-kadang kalo kepepet saya juga menerima uluran tangan dari orang tua. Uang ibu…uang kita juga kan!

Apakah Anda minum-minuman beralkohol sebelum nge-DJ?
Saya tidak munafik…YA! Tapi tidak sampai Hang Over. Hanya 1-2 gelas Jack D Coke untuk menghangatkan badan dan menambah gairah.

Anda lebih menyukai menjadi seorang dancer atau menjadi seorang DJ?
Well, Life is Choice! Saya konsisten menjadi Dj.

Dosen favorit Anda di UPN?
Pak Isbandi. He is my Fave Lecture. Enak dilobi…dan selalu pengertian dalam hal absensi. Saya selalu bisa ikut ujian untuk mata kuliahnya.

OK, terakhir apa harapan Anda?
Saya ingin DJ-DJ Cewek di Indonesia terus berkarya dan menunjukkan eksistensinya. Sehingga tidak dipandang sebelah mata.
Semoga keinginan anda menjadi kenyataan. (BERTHA)

Karnaval Museum Di Hatiku "2009"


Jogja 11/10, (FloopyNews) – Museum TNI AD Dharma Wiratama adalah salah satu dari dua puluh dua museum di DIJ yang menjadi peserta karnaval. Karnaval ini merupakan gagasan dari Dinas Kebudayaan Propinsi DIJ yang diselenggarakan dengan rute start dari Taman Parkir Abu Bakar Ali, sepanjang Jl. Malioboro dan finish di Benteng Vredeburg.

Kegiatan Festival Museum ini bertujuan untuk mengenalkan potensi-potensi unggulan museum-museum yang berada dalam wilayah Jogjakarta. Ini adalah kedua kalinya Festival Museum ini diadakan yang sebelumnya diadakan pada tahun 2007 dan 2008.

“Digelarnya pameran berjalan ini dilatarbelakangi dari menurunnya minat masyarakat untuk mengunjungi museum” kata Ella salah satu LO dari komunitas Binnale Anak.

Akibat dari gempuran berbagai wahana wisata modern, kedudukan museum di masyarakat semakin terpinggirkan.Salah satu peserta karnaval mengungkapkan bahwa dengan digelarnya Karnaval “Museum Di Hatiku” diharapkan masyarakat dapat kembali mencintai museum.


Karnaval ini dibagi menjadi tiga bagian. Yang pertama akan tampil kelompok museum seni dan budaya. Museum-museum ini meliputi Museum Keraton, Ulen Sentalu, Tembi, dan Museum Affandi. Disusul oleh kelompok museum sejarah dan perjuangan, seperti Museum Monumen Jogja Kembali, Museum Sasmitaloka Pangsar Panglima Jendral Sudirman, Museum Pancasila, Benteng Vredeburg dan sebagainya. Sedang kelompok ketiga adala museum ilmu pengetahuan dan pendidikan, seperti Museum Dewantara, Museum Biologi UGM, Museum RS Mata Yap, dan lain-lain.



Untuk karnaval ini, akses ke Malioboro akan ditutup pada pukul 13.30 sampai karnaval selesai. Kemudian acara dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian yang akan dilaksanakan di Monumen SO 1 Maret. Beberapa para peserta akan menampilkan karyanya, juga akan ada Tari Mantra dan Tari Angguk. Sedang sebelum pawai dimulai untuk mengisi acaranya diadakan pentas Jathilan. (BERTHA)

Jogja Java Carnival Berlangsung Meriah

Jogja 17/10, (Floopynews) – Jogja Java Carnival (JJC) yang digelar di sepanjang jalan Malioboro dalam rangka memperingati HUT Kota Yogyakarta yang ke-253 berlangsung meriah. Tidak kurang ratusan peserta karnaval dari beberapa kalangan turut berpartisipasi. Mulai dari para seniman lokal, waria, mahasiswa, pelajar, dan komunitas seni barongsai. Bahkan ada beberapa peserta yang berasal dari luar negeri. Mereka bergerak dari Taman Parkir Abu Bakar Ali dan berakhir di Alun-alun Utara.

Di Alun-alun Utara panitia penyelenggara telah menyiapkan sebuah panggung kehormatan sekaligus sebagai tempat berakhirnya karnaval.

Peserta karnaval menampilkan atraksinya yang terakhir di hadapan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang disertai dengan pesta kembang api yang menambah semarak suasana.

Di sepanjang jalan ribuan warga masyarakat Yogyakarta berdesak-desakan di belakang barikade petugas keamanan agar bisa mendapatkan tempat paling strategis untuk menyaksikan beragam pertunjukan kesenian dalam karnaval tersebut.(KARTIKO)

Jejamuran Resto Mengundang Selera


Jogja, 19/10 (Floppynews) – “Jejamuran Resto” yang membuka warungnya di Jalan Niron, Pandowoharjo, Sleman Yogyakarta menghadirkan menu unik dan terbaru dengan konsep restoran yang khusus menyediakan menu jamur-jamuran sehingga para konsumen silih berganti ingin menikmatinya.

“Jejamuran Resto memang unik dan satu-satunya di Jogja, menu-menu andalan kami yaitu sate jamur, tongseng jamur, jamur bakar pedas, pepes jamur, rendang jamur, chrispy jamur tiram, chrispy jamur merang, oseng lombok ijo, lumpia, dadar shitake, dan aneka makanan lainnya. Harganya pun relative murah, berkisar Rp.6000,- hingga Rp.15.000,-,” ucap pemilik Jejamuran Resto, Ratidjo kepada Floopynews.

Ratidjo mengatakan bahwa menu sate jamur ini paling disukai para konsumennya yang mayoritas anak muda dan jamur tiram paling disukai konsumennya yang bermasalah dengan kolesterol. Selain itu, di warung ini juga tersedia minuman yang berbahan dasar jamur, yaitu wedang jejamuran. Wedang jejamuran menggunakan jamur Lhing Zhi yang dicampur dengan madu HD, kapulaga, dan gula rendah kalori atau rendah lemak bermanfaat sebagai anti tumor dan anti kanker. Untuk menikmati segelas wedang jejamuran ini, pengunjung cukup mengeluarkan uang Rp 10000.

“Hadir di kota Jogja sejak tahun 2008, restoran jejamuran memiliki keistimewaan pada keunikan menu-menu yang ditawarkan,” tambahnya.(DEST)