Minggu, 08 November 2009

opini :Bangkit Berjuang Hidupkan Seni dan Budaya Jogjakarta





Yeah, setiap tanggal 10 Nopember bangsa kita memperingati Hari Pahlawan. Pada saat itulah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan harta dan nyawanya demi kemerdekaan bangsa Indonesia tercinta. 64 tahun silam para pahlawan kita telah bertempur mati-matian untuk melawan tentara Inggris di Surabaya.

Pada saat itu para pejuang kita hanya menggunakan senjata bambu runcing, namun mereka tidak pernah gentar melawan penjajah. Tentu kita masih ingat tokoh yang paling berperan penting dalam perjuangan saat itu. Bung Tomo, dia adalah salah seorang pemimpin perjuangan rakyat Surabaya, dengan suara yang menggelegar laksana halilintar mampu membakar semangat para pejuang untuk membasmi penjajah yang mencoba merampas Surabaya.

Tiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tetapi apa yang kita rasakan? Apakah kita betul-betul menghayati makna Hari Pahlawan itu sendiri. Aku pribadi merasa bahwa kurang ada greget dalam setiap peringatannya, bahkan dari tahun ke tahun peringatan hari Pahlawan sekedar seremonial belaka. Padahal bangsa kita tercinta sekarang sedang membutuhkan banyak pahlawan dalam berbagai bidang kehidupan. Pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, Indonesia yang adil dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam konteks menghayati makna hari Pahlawan sebenarnya tugas kita saat ini adalah melanjutkan perjuangan para Pahlawan. Tentu saja, perjuangan yang kita lakukan harus relevan dengan situasi dan kondisi yang kita hadapi saat ini. Kita bisa lakukan dari hal kecil paling tidak menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri, keluarga,dan orang-orang di sekitar kita.

Lihatlah lingkungan di sekitar kita, masih banyak orang yang belum mengapresiasi acara seni dan budaya. Greget berkesenian tampaknya mulai luntur dihantam kemajuan jaman yang serba modern. Contohnya adalah di Malioboro. Sekarang, pernahkah Anda dengar ada lagu yang bercerita tentang Malioboro yang dinyanyikan oleh penyayi-penyanyi kita. Sudah jarang bukan. Padahal dulu ada Anggun C Sasmi, Katon Bagaskara, dan masih banyak lagi yang menyayikan lagu bertema jogja dan malioboro.Sungguh ironi memang, di tengah semangat pemerintah daerah yang menggebu-gebu untuk memajukan malioboro sebagai sektor wisata seni di jogja, senimannya malah mlempem dalam artian hanya sedikit yang bermunculan. Dengan digelarnya serangkaian acara seni dan budaya di Malioboro diantaranya Jogja Java Carnival, Festival Malioboro 2009, dan Panggung Merah Putih diharapkan greget seniman malioboro dapat dihidupkan dan apresiasi warga jogja dapat ditumbuhkan khususnya dalam bidang berkesenian.

Memang tidak mudah kan menjadi pahlawan, harus berjuang keras dari nol untuk mencapai hal yang diinginkan Lebih mudah jika kita menjadi “pahlawan kesiangan” yang ketika masa sulit tidak mau ikut berjuang, tetapi ketika masa sulit sudah berakhir mereka menyatakan diri sebagai pejuang. Oleh karena itu, mari kita hayati makna Hari Pahlawan 10 November dengan turut berpartisipasi memajukan seni dan budaya kota Jogja! (bertha/153070301)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar